Senin, 01 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROSKOPI PERCOBAAN IV MENGENAL DAN KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR)


LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN IV
MENGENAL DAN KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR)





 

 


                                               NAMA                    : Ahmad Hukama
                                               NIM                         : J0B113217          
                                               KELOMPOK         : II (Dua)
                                               ASISTEN                : Riri Al Kahfi







PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
                                                            2014

LEMBAR PENILAIAN
ANALISIS SPEKTROSKOPI
PERCOBAAN IV
MENGENAL DAN KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR)



9Pictures
 







                                              
Nama
: Ahmad Hukama
NIM
: J0B113217
Asisten
: Riri Al Kahfi
Tanggal mengumpul laporan
: 13 November 2014
Tanggal Laporan dikembalikan
:
Nilai Sementara:
Nilai Akhir:




PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
                                                            2014

PERCOBAAN IV
MENGENAL DAN KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR)

I.         TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja spektrofotometer FTIR, dan mahasiswa mengetahui tujuan kalibrasi alat FTIR sebagai dasar untuk menjamin keakuratan pembacaan frekuensi/panjang gelombang yang diukur atau yang dihasilkan.

II.      TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda  (Khopkar, 2003).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Basset,1994).
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1. Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wavenumber. Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan (Silverstein, 2002)
Instrumen spektroskopi IR terdiri dari beberapa komponen:
1.Sumber Radiasi
         a)      Meinst glower
                    Berbentuk silinder diameter 1 X 2 mm dan panjang 20 mm.
         b)      Sumber globar
                    Berupa batang silikon karbida, panjang 50 mm dan diameter 5 mm.
         c)      Kawat berpijar
                         Kawat nikon yang dipanaskan pada 110 K oleh arus listrik.
2.Sampel
                   Terdiri dari padat, cair dan gas.
3.Monokromator
         Untuk meminimalkan sinar setelah melewati sampel yang tidak dikehendaki.
4.Detektor
                   Yang sering digunakan dalam IR yaitu:
v   Thermal transducer
v   Pyroelectric transducer
v   Bolometer
5.Recorder
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke sumber radiasi (Hendayana, 1994).
Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekuivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Sedangkan garam yang mengadung ion-ion kompleks dikenal  sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Misalnya heksamin koballt (III) klorida, Co(NH3)6 Cl3, dan kalium heksasiano ferat (III), K3Fe(CN)6 (Harjadi,W,1990).
Teknik spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi inframerah (Mudzakir, 2008).

III.    ALAT DAN BAHAN
A.        Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Spektrofotometer FTIR Spectrum One Perkin Elmer, labu ukur, beker gelas, batang pengaduk dan neraca analitik.
B.    Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Metanol, Kuku Bima energi dan kafein.

IV.   PROSEDUR KERJA
A.    Pengkuran Kafein Dalam Sampel Minuman Berenergi (Kukubima energi)
1)        Ditimbang serbuk sampel (Kuku Bima Energi) di atas neraca analitik sebanyak 0,5 gram.
2)        Dilarutkan dengan sedikit metanol, aduk sampai larut.
3)        Dipindahkan ke labu ukur 25 mL.
4)        Ditambahkan metanol sampai tanda batas (25 mL), kocok sampai homogen.
5)        Dibaca pada alat spekrofotometer FTIR dengan bilangan gelombang 2000-4000 cm-1.
6)        Dibandingkan hasil dari sampel (Kuku Bima Energi) dengan larutan blangko (Kafein).

V.      HASIL DAN PEMBAHASAN
A.       Hasil
Hasil analisa dari Spektrofotometer FTIR sampel Kuku Bima Energi :
Jenis Molekul
Frekuensi cm-1
Hasil
C-H   Alkana
3000-2850
Ada
-CH3
1450-1375
Tidak ada
-CH2-
1465
Tidak Ada
Alkena (stretch)
3100-3000
Tidak Ada
Alkena (bidang)
1000-650
Tidak Ada
Aromatik (stretch)
3150-3050
Tidak Ada
Aromatik (bidang)
900-690
Tidak Ada
Alkuna
+ 3300
Ada
Aldehida
2900-2700
Ada
C  =  C  Alkena
1680-1600
Tidak Ada
Aromatik
1600-1475
Tidak Ada
Alkuna
2250-2100
Ada
C = O Aldehida
1740-1720
Tidak Ada
Keton
1725-1705
Tidak Ada
Asam Karboksilat
1725-1700
Tidak Ada
Ester
1750-1730
Tidak Ada
Amida
1670-1640
Tidak Ada
Anhidra
1810-1760
Tidak Ada
Asam klorida
1800
Tidak Ada
C–O Alkohol, ester,  ester, asam karboksilat, anhidrida
1300-1000
Tidak Ada
C - H     Alkohol, fenol
3650-3600
Tidak Ada
Asam karboksilat
3400-2400
Ada
N – H Amida primer dan sekunder
3500-3100
Ada
C  = N  Amina
1690-1640
Tidak Ada
C  = N   Nitril
2260-2240
Tidak Ada
N =  O   Nitro (R-NO2)
1550 dan 1350
Tidak Ada
S – H Merkaptan
2550
Tidak Ada
S = O Sulfat,sulfonamid
1200-1140
Tidak Ada
C – X Florida
1400-1000
Tidak Ada
Klorida
800-600
Tidak Ada
Bromida
667
Tidak Ada

B.       Pembahasan
Percobaan ini berjudul “Mengenal dan Kalibrasi Alat Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR)”. Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami prinsip kerja spektrofotometer FTIR, dan mahasiswa mengetahui tujuan kalibrasi alat FTIR sebagai dasar untuk menjamin keakuratan pembacaan frekuensi/panjang gelombang yang diukur atau yang dihasilkan. Prinsip Spektrofotometri FTIR adalah sampel di-scan, yang berarti sinar infra-merah akan dilewatkan ke sampel. Gelombang yang diteruskan oleh sampel akan ditangkap oleh detektor yang terhubung ke komputer yang akan memberikan gambaran spektrum sampel yang diuji. Struktur kimia dan bentuk ikatan molekul serta gugus fungsional terteuntu sampel yang diuji menjadi dasar bentuk spektrum yang akan diperoleh dari hasil analisa.
Spektrofotometer FTIR merupakan alat dengan teknik spektrofotometer yang menyerap sinar infra merah. Tujuan utama kalibrasi adalah untuk menjamin hasil analisa agar diperoleh data dengan presisi dan akurasi yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi presisi dan akurasi pengukuran dapat diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi karena berbagai penyebab. Kesalahan tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga antara lain kesalahan linier, kesalahan non linier, dan kesalahan tidak menentu.
Sampel yang digunakan adalah minuman sashet merek Kuku Bima Energi dan larutan blangko adalah larutan dari kafein. Cara kerja pada percobaan ini adalah menimbang sampel (Kuku Bima Energi), lalu dilarutkan dengan sedikit metanol aduk sampai larut dan dipindahkan ke dalam labu ukur 25 mL lalu tambahkan metanol sampai tanda batas (25 mL). Lakukan pembacaan dengan spektofotometer FTIR dengan bilangan gelombang 2000-4000 cm-1. Bandingkan hasil bilangan gelombang sampel yang diuij dengan hasil dari blangko (kafein).
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah sampel (kuku bima energi) mengandung gugus alkana dengan rentang frekuensi 3000-2850 cm-1, mengandung gugus alkuna dengan rentang frekuensi + 3300 cm-1, mengandung gugus aldehida dengan rentang frekuensi 2900-2700 cm-1, mengandung gugus alkuna dengan rentang frekuensi 2250-2100 cm-1, mengandung gugus asam karboksilat dengan rentang frekuensi 3400-2400 cm-1 dan mengandung gugus N–H Amida primer dan sekunder dengan rentang frekuensi 3500-3100 cm-1. Dari hasil yang didapat untuk gambar spectra dari sampel (kuku bima energi) dan larutan standar kafein hampir sama karena pada puncak gelombang, bilangan gelombang sampel dengan larutan standar kafein tidak terlalu jauh sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung senyawa kafein.


VI.   KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan yaitu :
1.      Prinsip kerja spektrofotometer FTIR secara umum adalah gelombang yang diteruskan pada oleh sampel akan di tangkap oleh detektor yang terhubung dengan komputer yang akan memberikan gambaran spectrum sampel yang diuji.
2.      Hasil yang didapat pada percobaan ini sampel mengandung gugus alkana dengan rentang frekuensi 3000-2850 cm-1, mengandung gugus alkuna dengan rentang frekuensi + 3300 cm-1, mengandung gugus aldehida dengan rentang frekuensi 2900-2700 cm-1, mengandung gugus alkuna dengan rentang frekuensi 2250-2100 cm-1, mengandung gugus asam karboksilat dengan rentang frekuensi 3400-2400 cm-1 dan mengandung gugus N–H Amida primer dan sekunder dengan rentang frekuensi 3500-3100 cm-1.
3.      Sampel yang didapat mengandung senyawa kafein karena pada gambar spectra puncak gelombang dan bilangan gelombang yang dihasilkan hampir sama.


DAFTAR PUSTAKA
Basset ,J . 1994 . Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit Gramedia, Jakarta.

Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. John Wiley & Sons Ltd. New York.

Mudzakir , A . 2008 . Praktikum Kimia Anorganik . Bandung ; Jurusan Pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar